
Palangka Raya, Introgator.com-Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI), angka prevalensi stunting di Kalimantan Tengah mengalami penurunan sebesar 3,4 persen, dari 26,9 persen pada tahun 2022 menjadi 23,5 persen di tahun 2023.
Pemerintah daerah menekankan pentingnya penguatan surveilans e-PPGBM (Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat) sebagai data pembanding hasil SKI agar angka prevalensi tahun 2024 dapat mencerminkan kondisi nyata di lapangan.
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Kalimantan Tengah turut berkontribusi dalam percepatan penurunan stunting.
Pada tahun 2023, dinas ini menjadi Orang Tua Asuh Posyandu selama tiga bulan di Desa Bentot, Kabupaten Barito Timur, dengan menangani lima anak BADUTA (Bayi Dua Tahun) berisiko stunting. Hasilnya, satu anak berhasil keluar dari zona stunting.
“Berbagai kegiatan telah dilaksanakan dalam rangka percepatan penurunan stunting, salah satunya melalui edukasi konsumen, seperti kegiatan sosialisasi kali ini. Masyarakat diharapkan menjadi konsumen yang cerdas dalam memilih makanan, terutama bagi ibu hamil, pasangan usia subur, serta orang tua dengan anak stunting atau berisiko stunting,” ungkap Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Ekbang) Setda Prov. Kalteng Herson B. Aden (12/11/25).
Lebih lanjut, Herson menyampaikan beberapa tips menjadi konsumen cerdas, antara lain menegakkan hak dan kewajiban sebagai konsumen, teliti sebelum membeli, memperhatikan label dan petunjuk berbahasa Indonesia, membeli sesuai kebutuhan, memastikan produk bertanda SNI, tidak mengabaikan masa kedaluwarsa, serta mencintai produk dalam negeri.
Pada kesempatan ini juga dilaksanakan tiga pelatihan, yaitu Bimbingan Teknis bagi Pengrajin Batik, Pelatihan Peningkatan Keterampilan Tukang Las, dan Pelatihan Kerajinan Anyaman Rotan Tingkat Dasar bagi Wirausaha Baru di Palangka Raya.
Melalui pelatihan ini, diharapkan para pelaku usaha industri kecil dan menengah dapat mengembangkan kompetensi, meningkatkan keterampilan dan pengetahuan, serta menjadi bagian dari penggerak ekonomi kreatif yang kuat dan mandiri di Kalimantan Tengah.
Herson menekankan bahwa menjalankan usaha bukanlah hal yang mudah. Diperlukan semangat, kerja keras, pantang menyerah, sikap terbuka, profesionalisme, ketekunan, dan doa. Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dengan menerapkan prinsip green economy, yakni menjaga keberlanjutan ekosistem melalui efisiensi energi, penggunaan bahan ramah lingkungan, dan pengelolaan limbah yang baik.
“Pada kesempatan yang baik ini saya mengimbau kepada kita semua untuk mulai mencintai dan menggunakan produk lokal Indonesia, dimulai dari pribadi, keluarga, hingga instansi pemerintah maupun swasta, khususnya produk bangsa kita sendiri,” pungkasnya.Tim



